MENIRAN or PHYLLANTUS NIRURI

Comments Off on MENIRAN or PHYLLANTUS NIRURI

Meniran adalah tumbuhan yang sudah sejak lama digunakan sebagai ramuan obat. Salah satu jenis meniran yang dipercaya memiliki khasiat untuk mengobati berbagai penyakit adalah meniran hijau (Phyllantus niruri).

Bagian daun, batang daun, dan akar dari meniran sering digunakan sebagai obat herbal, yang dipercaya dapat mengatasi berbagi penyakit. Beragam manfaat meniran untuk kesehatan, di antaranya mengatasi batu ginjal, mengatasi tukak lambung, sebagai antioksidan yang kuat, mencegah virus, menjaga daya tahan tubuh, hingga mencegah peradangan.

Masa pandemi saat ini cocok sekali saatnya mengkonsumsi meniran sebagai alternatif menjaga stamina tubuh kita.

Terapi MOKSA / MOXIBUSTION treatment

Comments Off on Terapi MOKSA / MOXIBUSTION treatment

Terapi Moksa adalah metode terapi penyembuhan tradisional yang dilakukan dengan memberikan stimulasi hangat/panas pada permukaan tubuh tertentu, dan memberikan efek terapi/penyembuhan.
Rasa hangat/panas yang dihasilkan oleh terapi Moksa dapat merangsang kemampuan alami tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri.

Media Terapi yang digunakan dari Terapi Moksa ini adalah ramuan daun-daunan yang dibakar, nama daun tersebut adalah daun Arthemesia Vulgaris. Daun tersebut dibakar diatas titik-titik akupunktur tertentu. Pemanasan/Penghangatan yang ditimbulkan dari pembakaran moksa akan menembus kulit, jaringan ikat atau jaringan otot dimana terletak di titik akupunktur yang dituju, yang kemudian akan disalurkan melalui meridian yang bersangkutan sehingga diharapkan akan menimbulkan reaksi pengobatan dan pencegahan penyakit yang direncanakan.

Pemilihan daun Arthemeis Vulgaris sebagai bahan baku pembuatan Moksa karena daun tersebut bersifat pahit dan pedas yang mampu mengaktifkan Yang-Qi (energy) dan bisa membuka 12 jalur meridian utama dan membuat Qi dan darah tetap lancar sirkulasinya.

IMG-20160727-WA001IMG-20160727-WA002 More

Mengapa kita BISA SAKIT ? cekidot…….

Comments Off on Mengapa kita BISA SAKIT ? cekidot…….

Sakit menurut teori akupunktur adalah karena adanya ketidakseimbangan yang terjadi di dalam tubuh. Ketidakseimbangan ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor eksogen, yang berasal dari luar tubuh, dari alam semesta

2. Faktor endogen, yang berasal dari dalam diri kita

3. Faktor perilaku yang salah, faktor musibah dan faktor keturunan

=> FAKTOR EKSOGEN, meliputi :

Tubuh yang terpapar Angin secara terus menerus, misalnya penggunaan kipas angin atau Air Conditioner dimana anginnya tertuju langsung ke tubuh, penggunaan Hair Dryer secara terus menerus, dll. Gejala penyakit yg dirasa adalah Nyeri yg berpindah-pindah

Tubuh yg terserang Dingin, dimana masuknya dingin ke dalam tubuh, diawali seringnya mandi larut malam dengan air dingin, seringnya tidur di lantai tanpa alas (kasur), Gejala penyakit yg dirasa adalah Ngilu pada bagian tulang, otot, juga sendi

Tubuh yg terlalu Panas, dimana Panas tersebut  terjadi akibat paparan sinar matahari atau ventilasi udara ruangan yang buruk, juga bisa disebabkan akibat makanan yg bersifat panas, dikonsumsi secara berlebihan, gejala penyakit yang dirasa, kulit kering dan pecah-pecah, radang tenggorokan,dll

Tubuh Lembab, disebabkan karena tinggal di daerah atau keadaan lembab, memakai pakaian yg lembab karena keringat atau hujan, sering terpapar air, dan masa (waktu) hujan yg berkepanjangan. Gejala penyakit yang dirasa, sakit kepala disertai rasa berat, berjalan terasa kaki berat untuk melangkah,dll

=> Faktor ENDOGEN, berhubungan dengan EMOSI yang ditimbulkan dari dalam diri kita, meliputi :

1. Marah yang berlebihan akan melukai Hati

2. Sedih dan Murung melukai Paru-Paru

3. Cemas yang berlebihan akan melukai Limpa

4. Takut dan Terkejut akan melukai Ginjal

Jadi, emosi-emosi tersebut, bisa menjadi salah satu penyebab tubuh kita menjadi sakit, semua emosi tersebut hanya bisa dinetralisir dgn cara : menciptakan Hati yang Gembira dan belajar untuk memaafkan orang lain serta selalu harus bersyukur dalam menjalani kehidupan ini

=> Faktor Perilaku berhubungan dengan pola hidup seperti:

– Salah Diet

– Kelelahan, Stres atau kekurangan latihan fisik

– Kecelakaan, gigitan binatang, Virus, Bakteri

– Faktor Genetik atau Keturunan

 

Dengan kita memahami dan mengenali penyebab penyebab penyakit diatas, diharapkan tubuh kita bisa menjadi lebih sehat serta mencegah penyakit masuk ke dalam tubuh kita.

Jadi jangan pernah menyalahkan orang lain pada saat kita sakit, tetapi mari kita ber-intropeksi, apa yang salah dari keseharian kita, perbaiki dan kembali sehat lagi.

Lakukan perawatan tubuh kita secara berkala, bisa dengan Akupunktur, bisa dengan Reflexology, bisa juga dengan berlibur,……

salam sehat, salam……… Sinshe Hendra Chen

 

 

Teh Daun Insulin Suhu Yo cepat turunkan Kadar Gula Darah

Comments Off on Teh Daun Insulin Suhu Yo cepat turunkan Kadar Gula Darah

Saat ini dunia pengobatan herbal atau pengobatan alami diperkaya dengan sebuah tanaman yang sangat ampuh untuk penderita diabetes melitus alias kencing manis yaitu Daun Insulin atau disebut juga dengan daun Paitan. Daun Paitan ini merupakan tanaman yang mudah ditemukan di Indonesia terutama di daerah pegunungan. Dinamakan paitan karena rasanya memang sangat pahit dan nama ilmiah daun Paitan adalah Tithonia diversifolia. Daun Paitan ini diduga berasal dari meksiko kemudian menyebar keseluruh dunia. Tanaman Paitan bersifat semusim atau menahun dengan ketinggian, 2–3 m berupa semak yang tumbuh secara liar. Nama internasional daun paitan adalah the tree marigold, Mexican tournesol, Mexican sunflower, Japanese sunflower dan Nitobe chrysanthemum.

Pada penderita diabetes kelas berat harus menyuntikkan larutan insulin agar gula darahnya bisa di proses sebagai energi. Dengan mengkonsumsi daun Paitan ini sudah banyak yang membuktikan bahwa kadar gula darah turun Saat ini dunia pengobatan herbal atau pengobatan alami diperkaya dengan sebuah tanaman yang sangat ampuh untuk penderita diabetes melitus alias kencing manis yaitu Daun Insulin atau disebut juga dengan daun Paitan. Daun Paitan ini merupakan tanaman yang mudah ditemukan di Indonesia terutama di daerah pegunungan. Dinamakan paitan karena rasanya memang sangat pahit dan nama ilmiah daun Paitan adalah Tithonia diversifolia. Daun Paitan ini diduga berasal dari meksiko kemudian menyebar keseluruh dunia. Tanaman Paitan bersifat semusim atau menahun dengan ketinggian, 2–3 m berupa semak yang tumbuh secara liar. Nama internasional daun paitan adalah the tree marigold, Mexican tournesol, Mexican sunflower, Japanese sunflower dan Nitobe chrysanthemum.
Pada penderita diabetes kelas berat harus menyuntikkan larutan insulin agar gula darahnya bisa di proses sebagai energi. Dengan mengkonsumsi daun Paitan ini sudah banyak yang membuktikan bahwa kadar gula darah turun dengan drastis penggunaan insulin yang disuntik menjadi berkurang bahkan tidak diperlukan lagi.
Tanaman yang dikenal sebagai Mexican Sunflowe ini memiliki ciri berdaun menjari, batang berkayu dan memiliki bunga berwarna kuning cerah mirip dengan bunga matahari.
Tanaman daun insulin saat ini memang masih kurang dikenal oleh masyarakat, namun sudah banyak orang yang menanamnya. Di beberapa negara tanaman ini sudah lazim digunakan sebagai obat diabetes dan anti virus seperti di taiwan.

Cara membuat ramuan daun insulin untuk obat diabetes sangat mudah, yaitu:
1. Ambil 10 lembar daun insulin (bisa daun segar ataupun daun yang sudah kering)
2. Rebus dalam 4 gelas air
3. Rebus sampai air tersisa kurang lebih menjadi 3 gelas
4. Minum saat hangat atau dingin. Ampas sisa rebusan dapat direbus kembali hingga warna bening.

Untuk penyembuhan Diabetes ramuan daun insulin ini, dapat konsumsi 3x sehari (setiap minum 1 gelas). Jika gula darah sudah turun frekuensi konsumsi jamu bisa dikurangi menjadi 2x sehari dan 1x sehari. Periksa kadar gula darah secara rutin untuk mengontrol gula darah. Untuk hasil maksiman , pengobatan diabetes mellitus dengan daun insulin atau paitan ini juga harus dibarengi dengan diet gula.

Saat ini Rumah Herbal Suhu Yo melakukan peracikan Formula Daun Insulin ke dalam bentuk Teh Seduh. Hanya tinggal diseduh saja, Anda dapat mengendalikan kadar gula darah di dalam tubuh anda. Jika Anda sudah menderita Diabetes, bisa mengkombinasikan antara konsumsi Teh Daun Insulin Suhu Yo dengan Terapi yang kami kembangkan untuk penderita Diabetes. Harga 1 Pak dengan isi 50 saset hanya dibandrol dengan harga 50ribu saja, sedangkan harga terapinya hanya berkisar dari 80ribu s/d 100rb.

Terapi Lintah / Hirudo Therapy di Klinik Suhu Yo

Comments Off on Terapi Lintah / Hirudo Therapy di Klinik Suhu Yo

Terapi alternatif dengan Lintah ( Hirudo Medicinalis ) telah digunakan sejak abad ke -18, namun sejak berkembangnya dunia medis kedokteran di abad 19, perlahan terapi lintah mulai dilupakan orang.

Terapi ini kembali digunakan pada awal 1990 dimana dalam sebuah penelitian medis dengan terapi lintah berhasil membuktikan bahwa terapi ini dapat menyembuhkan tumor tanpa kemoterapi dan pembedahan. Penelitian yg dilakukan di Eropa juga membuktikan bahwa terapi lintah yang dilakukan dengan pengobatan medis (obat-obatan) atau herbal dapat meningkatkan efektifitas obat. Hingga saat ini, tidak ditemukan adanya efek samping sebagai akibat terapi hirudo medicinalis.

Terapi alternatif dengan Lintah (Hirudo Medicinalis) di zaman modern ini banyak dianjurkan oleh tim medis dalam hal perawatan tubuh, tidak terkecuali dalam bidang pengobatan.

Kini pengobatan modern mulai melirik terapi pengobatan dengan menggunakan lintah. Meski binatang penghisap darah ini sering dibenci orang, akan tetapi air liurnya sangat bermanfaat karena banyak mengandung antikoagulan (anti pembekuan darah) juga zat-zat lain seperti penisilin, antiradang dan anestesi/bius.

terapi sedot lintah dapat mengobati berbagai penyakit seperti penyakit diabetes mellitus kering, pengapuran, kelenjar getah bening, stroke, tyroid, asam urat, kolesterol, rematik, alergi makanan, migrain, penyempitan pembuluh darah, sering pusing, syaraf kejepit, dll.

Dari manfaat zat-zat yang terkandung dalam liur lintah tersebut yang disalurkan pada saat menggigit kulit sehingga bercampur dengan darah kemudian terbawa keseluruh tubuh dan mengakibatkan sirkulasi darah menjadi lancar, hal ini dapat bermanfaat untuk kesehatan, manfaat-manfaat tersebut antara lain :

  1. Melancarkan/menghilangkan sumbatan dan gumpalan darah yang lama terkoagulasi membentuk plak disaluran arteri.
  2. Mencairkan pembekuan darah di kepala/otak, saraf halus, saraf sensorik, saraf motorik, saraf telinga dan retina mata.
  3. Memperbaiki jaringan baru
  4. Melancarkan suplai oksigen dan nutrisi dalam darah. Akibat dari tidak lancarnya aliran darah dan oksigen maka rasa sakit yang sering dirasa yaitu kesemutan, kaku, kebas, panas, dingin sampai mati rasa.
  5. Menstabilkan kadar hormon serotonin dan melancarkan peredaran darah dan oksigen pada jaringan saraf halus di kepala termasuk menormalkan penyempitan atau pelebaran pembuluh darah di otak.
  6. Berdasarkan hasil Riset Medis awal 1990, bahwa terapi lintah dapat menyembuhkan tumor tanpa  kemoterapi dan pembedahan
  7. Menyembuhkan penyakit-penyakit lain seperti  diabetes luka, jantung, flek paru-paru, kelenjar getah bening, radang sendi,  asam urat, penyumbatan darah, haid tidak lancar, muka berjerawat, eksim, borok, darah tinggi, varises,dsb

Penelitian dan pengalaman kami selama menggunakan terapi Lintah ke pasien-pasien dengan dikombinasikan berbagai jenis terapi yang ada di tempat kami, antara lain Totok Syaraf, Terapi Impuls Listrik dan Akupunktur, sangat memberikan hasil yg sangat banyak baik terhadap reaksi pemulihan penyakit yang diderita pasien

PENANGANAN NYERI

Comments Off on PENANGANAN NYERI

APA ITU NYERI  ?

Nyeri adalah suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang diakibatkan oleh kerusakan jaringan yang tampak maupun tidak tampak.

Nyeri dapat diakibatkan oleh panas, dingin, tekanan, pembedahan / luka, bahkan cahaya yang sangat terang. Nyeri dapat mempengaruhi tubuh secara keseluruhan dan dapat menimbulkan dampak yang serius.

Hanya Anda yang dapat menjelaskan bagaimana jenis dan karakter nyeri, sebab tiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda terhadap nyeri.

APA TUJUAN PENGELOLAAN NYERI

Pengelolaan yang baik dapat membantu Anda dalam :

  • Memberi rasa nyaman pada waktu pemulihan
  • Dapat melakukan latihan nafas dalam berlatih batuk dan bergerak lebih mudah – yang merupakan hal penting dalam proses pemulihan – dan mencegah komplikasi lainnya
  • Sembuh lebih cepat

Ada beberapa kekuatiran mengenai obat nyeri yang akan menimbulkan ketagihan. Pada kenyataannya pemberian obat anti nyeri yang memadai dan berdasarkan resep tidak menimbulkan ketagihan.

PERAN ANDA DALAM PENGELOLAAN NYERI

Anda harus menginformasikan nyeri yang dirasakan pada petugas medik. Beberapa hal yang dapat membantu dalam memilih jenis obat anti nyeri yang cocok adalah :

  1. Lokasi nyeri.  ( Nyerinya di bagian mana ? Apakah nyerinya di satu tempat atau menyebar ? )
  2. Awal serangan dan lamanya. ( kapan serangan nyeri muncul atau bagaimana nyeri dimulai ? Berapa lama nyeri dirasakan ? )
  3. Frekuensi. ( Nyeri datang terus menerus atau hilang timbul )
  4. Kualitas / Karakteristik nyeri ( Nyeri terasa menusuk, menjalar atau membakar )
  5. Intensitas / kehebatan nyeri. ( Seberapa dalam dan seberapa buruk nyeri yang Anda rasakan ?  Berat ringannya nyeri terutama pada saat nafas dalam, batuk dan aktifitas. Anda akan ditanya berapa skor nyeri yang Anda rasakan untuk kemudian bisa dievaluasi. )
  6. Tipe nyeri. ( Nyeri akut kurang dari 12 minggu dan nyeri kronik lebih dari 12 minggu )

HAL LAIN YANG PERLU ANDA PERHATIKAN

  • Efektifitas pengobatan nyeri yang saat ini didapat (jika ada) dan berapa lama dapat mengurangi nyeri
  • Hal-hal atau kemungkinan efek samping, seperti : gatal-gatal, mual, muntah dan yang lainnya. Efek samping ini umumnya dapat diatasi.
  • Sembelit / susah buang air besar dapat terjadi apabila Anda menggunakan obat-obat anti nyeri yang cukup kuat, jadi kemungkinan Anda akan memerlukan obat pencahar.

Sumber : Buku Kedokteran Barat

Dari sisi Kedokteran Timur, nyeri adalah suatu kondisi dimana terjadi sumbatan energi pada saluran Meridian tertentu, jadi dapat disimpulkan apabila sumbatannya bisa dibuka, maka nyeri tersebut akan hilang. Mengapa saya mendeklarasikan diri saya sebagai Sinshe Nyeri, karna selama 7 tahun berpraktek dengan metode kedokteran Timur ( Akupunktur ) seringkali saya menangani kasus nyeri, dari nyeri ringan hingga nyeri yg membandel. Pengamatan dan pengalaman saya dengan metode Akupunktur, sangan fantastik sekali dalam menyelesaikan kasus nyeri. dan yang pastinya melalui metode akupunktur, dapat dikatakan cukup instan dan tanpa efek samping dalam menyelsaikan kasus nyeri.

 Silahkan Anda mencoba metode kedokteran Timur ( Akupunktur ) untuk menyelesaikan keluhan nyeri yang tidak kunjung sembuh .

salam…….. sinshe hendra chen……

 

” DAUN SIRSAK ” Sang Legenda Penumpas Kanker

Comments Off on ” DAUN SIRSAK ” Sang Legenda Penumpas Kanker

Salam Sejahtera, buat Teman-Teman pemerhati di dunia kesehatan, sudah lama sekali saya tidak menambah artikel pada blog ini. banyaknya kegiatan dan bertambahnya jumlah pasien yang saya bantu untuk menemukan kesembuhan sangat membatasi waktu yang saya miliki untuk selalu mengupdate artikel-artikel kesehatan. adapun tujuan saya mengangkat tema Daun Sirsak, karna sangat benar sekali, begitu besar manfaat dan khasiat yang dirasakan oleh pasien-pasienku yg sedang mengalami sakit penyakit. Manfaatkan teknologi terkini dalam pengolahan tanaman obat ini, dengan proses ekstrak, maka khasiat dan manfaat dari Daun Sirsak ini akan lebih bermanfaat lagi bagi kesehatan tubuh. Dan Kenyataannya, mengkonsumsi Daun Sirsak bukan hanya dianjurkan bagi penderita Kanker maupun penderita penyakit lainnya, melainkan, untuk kita-pun yang saat ini sedang sehat dan ingin meningkatkan kesehatannya, juga sangat baik apabila mengkonsumsi Daun Sirsak dalam bentuk ekxtrak dengan dosis cukup. 

Daun Sirsak berkhasiat sebagai antikanker dan antitumor 

Sirsak merupakan tanaman buah tropis yang banyak ditemui di Indonesia dan daging buahnya dapat dikonsumsi. Tanaman sirsak memiliki nama spesies Annona muricata Linn, merupakan salah satu tanaman dari kelas Dicotyledonae, keluarga Annonaceae dan genus Annona. Nama sirsak sendiri berasal dari bahasa Belanda – Zuurzak yang berarti “Kantong Asam” . Tanaman buah tropis ini didatangkan ke Nusantara oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada abad 19.

Seiring berjalannya waktu serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka tanaman sirsak saat ini sudah terbukti merupakan tanaman multiguna. Sirsak merupakan tanaman yang seluruh bagiannya dapat digunakan meliputi: kulit batang, daun, buah, akar, dan biji buah. Masing-masing bagian tanaman memiliki karakteristik dan khasiat yang berbeda. Seccara umum buah dan biji buah digunakan untuk pengobatan demam, pelancar ASI, supplemen pada saat diare dan mengobati cacing. Sementara kulit batang, daun dan akar digunakan untuk antikejang, hipertensi, dan sebagai penenang.

Penggunaan daun semakin meluas seiring ditemukannya khasiat sebagai antikanker dan antitumor. Sudah dilaporkan bahwa para peneliti di AS telah menemukan senyawa acetogenin pada daun sirsak yang berfungsi 10.000 kali lipat daripada obat kanker adriamycin. Senyawa ini mampu menghambat produksi energi ATP di dalam sel kanker. Efeknya pembelahan sel kanker akan terganggu.

Acetogenin adalah senyawa poliketida dengan struktur C-34 atau C-37 rantai karbon tidak bercabang yang terikat pada gugus 2-propanol pada C-2 untuk membentuk suatu lakton. Senyawa ini memiliki 350 senyawa turunan yang ditemukan pada keluarga Annonaceae dan 82 diantaranya dimiliki oleh sirsak. Senyawa acetogenin sendiri memiliki LC50 (satuan ug/ml) yang sangat rendah, yang merupakan tolak ukur kekuatan dalam menghambat pengangkutan ATP di dalam sel kanker (sitotoksik). Daun sirsak sendiri memiliki LC50 sebesar 7,8 kurang lebih 0,3 ug/ml yang termasuk aktivitas yang tinggi (<10  ug/ml).

Penelitian terkait penggunaan daun sirsak :

1.  Daun Sirsak terbukti aktif dalam menumpas sel kanker di dalam tubuh, dimana zat aktif bernama acetogenin terbukti ampuh dalam mengobati kanker antara lain: kanker prostate, kanker pancreas, kanker leukemia, kanker kolon, kanker paru-paru, kanker payudara, dan berbagai sel kanker lainnya.

2.  Sirsak mampu meningkatkan sekresi insulin sehingga mampu menormalkan kadar gula darah dan meningkatkan produksi antioksidan endogen yang membantu tubuh dalam menetralkan sel kanker

LITERATUR :

1. AM Zuhud, Evrizal, Prof.,Dr.,MS. 2011. Bukti Kedasyatan Sirsak Menumpas Kanker. Aggromedia Pustaka, Jakarta

2. Herliana, Ersi, STP dan Rifai, Nilai ST MM,2011. Kahasiat dan Manfaat Daun Sirsak Menumpas Kanker, Mata Elang Media, Jakarta 

 

“MERICA HITAM” atasi Rematik & Masalah Persendian

Comments Off on “MERICA HITAM” atasi Rematik & Masalah Persendian

Merica hitam adalah buah Piper nigrum L. yang belum masak. Panen buah dilakukan pada saat buah masih hijau kemudian dijemur di atas api hingga menjadi keriput. Merica hitam berbau khas aromatik, berasa pedas, menghangatkan, dan melancarkan peredaran darah. Kadar minyak atsirinya tidak kurang dari 1 %

Zat aktif yang terkandung dalam merica hitam adalah minyak atsiri yang mengandung  felandren, dipenten, kariopilen, enthoksilin, limonen, alkaloida, piperina dan kavisina.

PENELITIAN PADA MERICA HITAM

Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran melakukan penelitian terhadap khasiat analgesik merica hitam pada mencit. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, pemberian infus merica hitam per oral pada mencit dengan dosis 500 mg/kg bb menyebabkan perpanjangan reaksinya sama dengan waktu perpanjangan reaksi untuk parasetamol (dosis 250 mg/kg bb). Dengan takaran tersebut, khasiat analgesik (pereda rasa sakit merica hitam sama dengan parasetamol tapi lebih lemah dari metamizol.

Penelitian yang dilakukan oleh Eun Bang Lee, dkk dari Korea terhadap piperina alkaloid (kandungan merica hitam) terhadap mencit  albino jantan dengan metode geliat maupun terhadap tikus Sprague Dawky jantan. Dari uji ini disimpulkan bahwa piperina mempunyai efek analgesik.

Selain itu merica hitam juga bermanfaat untuk mengatasi iritasi lokal dan kerusakan kulit, menurunkan tekanan darah tinggi, demam dan sesak nafas, mengatasi masalah pencernaan, dan sebagai karminatif (memudahkan buang angin).

CARA PENGEOLAHAN SECARA TRADISIONAL

Ambil merica hitam sebanyak 20 butir kemudian ditumbuk kasar, lalu dikukus hingga matang. Setelah itu tambahkan madu dan berikan kepada penderita. 

Seiring dengan kemajuan zaman, merica hitam sudah banyak dibuat dalam bentuk ekstrak yang sudah dikemas dalam sediaan kapsul sehingga lebih praktis.

TIPS MENGATASI NYERI SENDI :

  1. Olah raga ringan secara teratur
  2. Menjaga posisi tubuh dengan baik, seperti membungkuk dan mengangkat barang-barang
  3. Tidak mandi dengan air dingin (di bawah suhu tubuh)
  4. Menghindari suhu ruang yang dingin (es) secara berlebihan
  5. Menghindari minuman dingin (es) secara berlebihan
  6. Mengurangi makan daging dan kangkung secara berlebihan
  7. Kombinasikan dengan Pengobatan Akupunktur untuk cepat terbebas dari permasalahan persendian

Mari bersama-sama memajukan Herbal Indonesia, negara kita negara Indonesia kaya sekali dengan Tanaman-Tanaman Obat, tidak kalah dengan Tanaman obat dari China dari segi jumlah dan khasiatnya.

Konsumsi Junk (Fast) Food – asalkan tidak setiap hari

Comments Off on Konsumsi Junk (Fast) Food – asalkan tidak setiap hari

Sepertinya dunia aman dan damai ketika makanan tersebut ada di hadapan kita. Mudahnya lagi, sebagian besar bisa didapatkan melalui fasilitas DELIVERY alias pesan antar. Tinggal angkat telepon, sebutkan apa saja isi pesanan, dan tunggu pesanan diantar ke rumah. Acara televisi tidak akan terganggu, makanan pun datang.

Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan Junk Food ? Alangkah kejamnya menyebut makanan sebagai “sampah”.  Padahal makanan tersebut lezat dan sama sekali belum basi. Yang dimaksud junk food, adalah makanan yang mengandung tinggi garam, gula, lemak jenuh, berkalori tinggi, dan biasanya tidak mempunyai nilai gizi. Dengan demikian, tubuh tidak akan mengubah apapun dari junk food menjadi tulang, otot, atau jaringan tubuh lain yang sehat. Lalu, bagaimana cara junk food merusak tubuh ? ada tiga jalan utama, yaitu :

1.   Melalui lemak jenuh dan trans

Lemak jenuh dan trans menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan timbunan lemak di darah sehingga akan menimbulkan kenaikan tekanan darah. Timbunan lemak menyumbat arteri sehingga meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.

2.  Melalui garam atau sodium

Yang membuat kita menyukai junk food adalah karena rasanya yang gurih berkat garam yang jumlahnya tidak sesuai takaran harian. Terlalu banyak garam akan meningkatkan volume darah. Kelebihan garam dalam tubuh akan menahan air. Darah akan menyimpan air garam dan meningkatkan tekanan darah. Tubuh hanya membutuhkan sedikit garam per hari, yaitu sekitar 2.400 mg per hari. Terlalu banyak garam keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan keluar akan terganggu. Ginjal tidak mampu mengubah garam berlebih dan menghasilkan pembengkakan dan penyakit ginjal.

3.   Melalui gula

Gula berhubungan dengan pembusukan gigi karena gula dapat memecah kalsium, Artinya, kelebihan gula tidak hanya merusak gigi, tetapi juga meningkatkan risiko osteoporosis. Gula disimpan di dalam hati dalam bentuk glukosa. Masalahnya hati hanya dapat menyimpan dalam jumlah terbatas. Gula yang berlebih akan masuk ke dalam darah dan diubah menjadi asam lemak, yang disimpan tubuh sebagai lemak. Jadi terlalu banyak gula akan membuat gemuk. Lemak yang terbentuk sukar sekali dibuang dan akhirnya akan menyebabkan obesitas, penyakit jantung, dan masalah kesehatan lain.

Lalu, apakah kita dilarang untuk menyantap junk food ? tentu saja tidak.

Ada kalanya junk food membuat kangen. Pernah anda rasakan, bukan ? hehehe. Tiba-tiba, tengah malam, Anda ingin makan burger ? Jalan termudah adalah memesan lewat telepon. Jika Anda menyantapnya, katakanlah, satu kali dalam sebulan, tidak akan merusak kesehatan tubuh atau menyabotase program diet yang sedang Anda jalani.

Salah satu tip untuk menghindari fast food adalah dengan membatasi menonton televisi, baik untuk Anda maupun untuk anak-anak. Sebab pada waktu-waktu tertentu, banyak sekali iklan Fast Food yang tayang di televisi. Semua komersial tersebut membuat Anda dan keluarga akan menjadi tertarik untuk membeli JUNK FOOD. 

Kesehatan Anda dan Keluarga dapat dinilai dari apa yg sering Anda dan Keluarga santap sehari-hari-nya. Jadi, menjadi bijak-lah dalam memilih menu makanan yang Anda santap sehari-hari

Salam Sehat, Sinshe Hendra Chen, Akp

Dokter pelit kasih obat ke Pasien Anak-Anak ?

Comments Off on Dokter pelit kasih obat ke Pasien Anak-Anak ?

Sebagian alasan kenapa dokter-dokter di negara maju “pelit” kasih obat ke anak yang sakit ** Dimana Salahnya?** Simak kisah berikut:

 Malik tergolek lemas. Matanya sayu. Bibirnya pecah-pecah. Wajahnya kian tirus. Di mataku ia berubah seperti anak dua tahun kurang gizi. Biasanya aku selalu mendengar celoteh dan tawanya di pagi hari. Kini tersenyum pun ia tak mau. Sesekali ia muntah. Dan setiap melihatnya muntah, hatiku …tergores-gores rasanya. Lambungnya diperas habis-habisan seumpama ampas kelapa yang tak lagi bisa mengeluarkan santan. Pedih sekali melihatnya terkaing-kaing seperti itu.

 Waktu itu, belum sebulan aku tinggal di Belanda, dan putraku Malik terkena demam tinggi. Setelah tiga hari tak juga ada perbaikan aku membawanya ke huisart (dokter keluarga) kami, dokter Knol namanya.

 “Just wait and see. Don’t forget to drink a lot. Mostly this is a viral infection.” kata dokter tua itu .

 “Ha? Just wait and see? Apa dia nggak liat anakku dying begitu?” batinku meradang. Ya…ya…aku tahu sih masih sulit untuk menentukan diagnosa pada kasus demam tiga hari tanpa ada gejala lain. Tapi masak sih nggak diapa-apain. Dikasih obat juga enggak! Huh! Dokter Belanda memang keterlaluan! Aku betul-betul menahan kesal. “Obat penurun panas Dok?” tanyaku lagi.

 “Actually that is not necessary if the fever below 40 C.”

 Waks! Nggak perlu dikasih obat panas? Kalau anakku kenapa-kenapa memangnya dia mau nanggung? Kesalku kian membuncah. Tapi aku tak ingin ngeyel soal obat penurun panas. Sebetulnya di rumah aku sudah memberi Malik obat penurun panas, tapi aku ingin dokter itu memberi obat jenis lain. Sudah lama kudengar bahwa dokter disini pelit obat. Karena itu aku membawa setumpuk obat-obatan dari Indonesia, termasuk obat penurun panas. Dua hari kemudian, demam Malik tak kunjung turun dan frekuensi muntahnya juga bertambah. Aku segera kembali ke dokter. Tapi si dokter tetap menyuruhku wait and see. Pemeriksaan laboratorium baru akan dilakukan bila panas anakku menetap hingga hari ke tujuh.

 “Anakku ini suka muntah-muntah juga Dok,” kataku.

 Lalu si dokter menekan-nekan perut anakku. “Apakah dia sudah minum suatu obat?”

 Aku mengangguk. “Ibuprofen syrup Dok,” jawabku.

 Eh tak tahunya mendengar jawabanku, si dokter malah ngomel-ngomel,”Kenapa kamu kasih syrup Ibuprofen? Pantas saja dia muntah-muntah. Ibuprofen itu sebaiknya tidak diberikan untuk anak-anak, karena efeknya bisa mengiritasi lambung. Untuk anak-anak lebih baik beri paracetamol saja.”

 Huuh! Walaupun dokter itu mengomel sambil tersenyum ramah, tapi aku betul-betul jengkel dibuatnya. Jelek-jelek begini gue lulusan fakultas kedokteran tau! Nah kalau buat anak nggak baik kenapa di Indonesia obat itu bertebaran! Batinku meradang. Untungnya aku masih bisa menahan diri.

 Tapi setibanya dirumah, suamiku langsung menjadi korban kekesalanku.”Lha wong di Indonesia, dosenku aja ngasih obat penurun panas nggak pake diukur suhunya je. Mau 37 keq, 38 apa 39 derajat keq, tiap ke dokter dan bilang anakku sakit panas, penurun panas ya pasti dikasih. Sirup ibuprofen juga dikasih koq ke anak yang panas, bukan Cuma parasetamol. Masa dia bilang ibuprofen nggak baik buat anak!”

 Seperti rentetan peluru, kicauanku bertubi-tubi keluar dari mulutku. “Mana Malik nggak dikasih apa-apa pulak, cuma suruh minum parasetamol doang, itu pun kalau suhunya diatas 40 derajat C! Duuh memang keterlaluan Yah dokter Belanda itu!” Suamiku menimpali, “Lho, kalau Mama punya alasan, kenapa tadi nggak bilang ke dokternya?”

 Aku menarik napas panjang. “Hmm…tadi aku sudah kadung bete sama si dokter, rasanya ingin buru-buru pulang saja. Tapi…alasannya apa ya?”

 Mendadak aku kebingungan. Aku akui, sewaktu praktek menjadi dokter dulu, aku lebih banyak mencontek apa yang dilakukan senior. Tiga bulan menjadi co-asisten di bagian anak memang membuatku kelimpungan dan belajar banyak hal, tapi hanya secuil-secuil ilmu yang kudapat. Persis seperti orang yang katanya travelling keliling Eropa dalam dua minggu. Menclok sebentar di Paris, lalu dua hari pergi ke Roma. Dua hari di Amsterdam, kemudian tiga hari mengunjungi Vienna. Puas beberapa hari berdiam di Berlin dan Swiss, kemudian waktu habis. Tibalah saatnya pulang lagi ke Indonesia.

 Tampaknya orang itu sudah keliling Eropa, padahal ia hanya mengunjungi ibukota utama saja. Masih banyak sekali negara dan kota-kota di Eropa yang belum disambanginya. Dan itu lah yang terjadi pada kami, pemuda-pemudi fresh graduate from the oven Fakultas Kedokteran. Malah kadang-kadang apa yang sudah kami pelajari dulu, kasusnya tak pernah kami jumpai dalam praktek sehari-hari. Berharap bisa memberikan resep cespleng seperti dokter-dokter senior, akhirnya kami pun sering mengintip resep ajian senior!

 Setelah Malik sembuh, beberapa minggu kemudian, Lala, putri pertamaku ikut-ikutan sakit. Suara Srat..srut..srat srut dari hidungnya bersahut-sahutan. Sesekali wajahnya memerah gelap dan bola matanya seperti mau copot saat batuknya menggila. Kadang hingga bermenit-menit batuknya tak berhenti. Sesak rasanya dadaku setiap kali mendengarnya batuk. Suara uhuk-uhuk itu baru reda jika ia memuntahkan semua isi perut dan kerongkongannya. Duuh Gustiiii… kenapa tidak Kau pindahkan saja rasa sakitnya padaku Nyerii rasanya hatiku melihat rautnya yang seperti itu.

 Kuberikan obat batuk yang kubawa dari Indonesia pada putriku. Tapi batuknya tak kunjung hilang dan ingusnya masih meler saja. Lima hari kemudian, Lala pun segera kubawa ke huisart. Dan lagi-lagi dokter itu mengecewakan aku.

 “Just drink a lot,” katanya ringan.

 Aduuuh Dook! Tapi anakku tuh matanya sampai kayak mata sapi melotot kalau batuk, batinku kesal. “Apa nggak perlu dikasih antibiotik Dok?” tanyaku tak puas.

 “This is mostly a viral infection (semacam radang), no need for an antibiotik,” jawabnya lagi.

 Ggrh…gregetan deh rasanya. Lalu ngapain dong aku ke dokter, kalo tiap ke dokter pulang nggak pernah dikasih obat. Paling enggak kasih vitamin keq! omelku dalam hati.

 “Lalu Dok, buat batuknya gimana Dok? Batuknya tuh betul-betul terus-terusan,” kataku ngeyel.

 Dengan santai si dokter pun menjawab,”Ya udah beli aja obat batuk Thyme syrop. Di toko obat juga banyak koq.”

 Hmm…lumayan lah… kali ini aku pulang dari dokter bisa membawa obat, walau itu pun harus dengan perjuangan ngeyel setengah mati dan walau ternyata isi obat Thyme itu hanya berisi ekstrak daun thyme dan madu. “Kenapa sih negara ini, katanya Negara maju, tapi koq dokternya kayak begini.” Aku masih saja sering mengomel soal huisart kami kepada suamiku.

 Saat itu aku memang belum memiliki waktu untuk berintim-intim dengan internet. Jadi yang ada di kepalaku, cara berobat yang betul adalah seperti di Indonesia. Di Indonesia, anak-anakku punya langganan beberapa dokter spesialis anak. Dokter-dokter ini pernah menjadi dosenku ketika aku kuliah. Maklum, walaupun aku lulusan fakultas kedokteran, tapi aku malah tidak pede mengobati anak-anakku sendiri. Dan walaupun anak-anakku hanya menderita penyakit sehari-hari yang umum terjadi pada anak seperti demam, batuk pilek, mencret, aku tetap membawa mereka ke dokter anak. Meski baru sehari, dua atau tiga hari mereka sakit, buru-buru mereka kubawa ke dokter. Tak pernah aku pulang tanpa obat. Dan tentu saja obat dewa itu, sang antibiotik, selalu ada dalam kantong plastik obatku.

 Tak lama berselang putriku memang sembuh. Tapi sebulan kemudian ia sakit lagi. Batuk pilek putriku kali ini termasuk ringan, tapi hampir dua bulan sekali ia sakit. Dua bulan sekali memang lebih mendingan karena di Indonesia dulu, hampir tiap dua minggu ia sakit. Karena khawatir ada yang tak beres, lagi-lagi aku membawanya ke huisart. “Dok anak ini koq sakit batuk pilek melulu ya, kenapa ya Dok.?

 Setelah mendengarkan dada putriku dengan stetoskop, melihat tonsilnya, dan lubang hidungnya, huisart-ku menjawab,”Nothing to worry. Just a viral infection.”

 Aduuuh Doook… apa nggak ada kata-kata lain selain viral infection seh! Lagilagi aku sebal. “Tapi Dok, dia sering banget sakit, hampir tiap sebulan atau dua bulan Dok,” aku ngeyel seperti biasa.

 Dokter tua yang sebetulnya baik dan ramah itu tersenyum. “Do you know how many times normally children get sick every year?”

 Aku terdiam. Tak tahu harus menjawab apa. “enam kali,” jawabku asal.

 “Twelve time in a year, researcher said,” katanya sambil tersenyum lebar. “Sebetulnya kamu tak perlu ke dokter kalau penyakit anakmu tak terlalu berat,” sambungnya.

 Glek! Aku cuma bisa menelan ludah. Dijawab dengan data-data ilmiah seperti itu, kali ini aku pulang ke rumah dengan perasaan malu. Hmm…apa aku yang salah? Dimana salahnya? Ah sudahlah…barangkali si dokter benar, barangkali memang aku yang selama ini kurang belajar.

 Setelah aku bisa beradaptasi dengan kehidupan di negara Belanda, aku mulai berinteraksi dengan internet. Suatu saat aku menemukan artikel milik Prof. Iwan Darmansjah, seorang ahli obat-obatan dari Fakultas Kedokteran UI. Bunyinya begini:

 “Batuk – pilek beserta demam yang terjadi sekali-kali dalam 6 – 12 bulan sebenarnya masih dinilai wajar. Tetapi observasi menunjukkan bahwa kunjungan ke dokter bisa terjadi setiap 2 – 3 minggu selama bertahun-tahun.” Wah persis seperti yang dikatakan huisartku, batinku. Dan betul anak-anakku memang sering sekali sakit sewaktu di Indonesia dulu. “Bila ini yang terjadi, maka ada dua kemungkinan kesalahkaprahan dalam penanganannya,” Lanjut artikel itu.

 “Pertama, pengobatan yang diberikan selalu mengandung antibiotik. Padahal 95% serangan batuk pilek dengan atau tanpa demam disebabkan oleh virus, dan antibiotic tidak dapat membunuh virus. Di lain pihak, antibiotik malah membunuh kuman baik dalam tubuh, yang berfungsi menjaga keseimbangan dan menghindarkan kuman jahat menyerang tubuh. Ia juga mengurangi imunitas si anak, sehingga daya tahannya menurun.

 Akibatnya anak jatuh sakit setiap 2 – 3 minggu dan perlu berobat lagi. Lingkaran setan ini: sakit –> antibiotik -> imunitas menurun –> sakit lagi, akan membuat si anak diganggu panas-batuk- pilek sepanjang tahun, selama bertahun- tahun.

 ” Hwaaaa! Rupanya ini lah yang selama ini terjadi pada anakku. Duuh…duuh..kemana saja aku selama ini sehingga tak menyadari kesalahan yang kubuat sendiri pada anak- anakku. Eh..sebetulnya..bukan salahku dong. Aku kan sudah membawa mereka ke dokter spesialis anak. Sekali lagi, mereka itu dosenku lho! Masa sih aku tak percaya kepada mereka. Dan rupanya, setelah di Belanda ‘dipaksa’ tak lagi pernah mendapat antibiotik untuk penyakit khas anak-anak sehari-hari, sekarang kondisi anak-anakku jauh lebih baik. Disini, mereka jadi jarang sakit, hanya diawal-awal kedatangan saja mereka sakit.

 Kemudian, aku membaca lagi artikel-artikel lain milik prof Iwan Darmansjah. Dan di suatu titik, aku tercenung mengingat kata- kata ‘pengobatan rasional’. Lho…bukankah dulu aku juga pernah mendapatkan kuliah tentang apa itu pengobatan rasional. Hey! Lalu kemana perginya ingatan itu? Jadi, apa yang selama ini kulakukan, tidak meneliti baik-baik obat yang kuberikan pada anak- anakku, sedikit-sedikit memberi obat penurun panas, sedikit-sedikit memberi antibiotik, baru sehari atau dua hari anak mengalami sakit ringan seperti, batuk, pilek, demam, mencret, aku sudah panik dan segera membawa anak ke dokter, serta sedikit-sedikit memberi vitamin. Rupanya adalah tindakan yang sama sekali tidak rasional! Hmm… kalau begitu, system kesehatan di Belanda adalah sebuah contoh sistem yang menerapkan betul apa itu pengobatan rasional.

 Belakangan aku pun baru mengetahui bahwa ibuprofen memang lebih efektif menurunkan demam pada anak, sehingga di banyak negara termasuk Amerika Serikat, ibuprofen dipakai secara luas untuk anakanak. Tetapi karena resiko efek sampingnya lebih besar, Belgia dan Belanda menetapkan kebijakan lain. Walaupun obat ibuprofen juga tersedia di apotek dan boleh digunakan untuk usia anak diatas 6 bulan, namun di kedua Negara ini, parasetamol tetap dinyatakan sebagai obat pilihan pertama pada anak yang mengalami demam. “Duh, untung ya Yah aku nggak bilang ke huisart kita kalo aku ini di Indonesia adalah seorang dokter. Kalo iya malu-maluin banget nggak sih, ketauan begonya hehe,” kataku pada suamiku.

 Jadi, bagaimana dengan para orangtua di Indonesia? Aku tak ingin berbicara terlalu jauh soal mereka-mereka yang tinggal di desa atau orang-orang yang terpinggirkan, ceritanya bisa lain. Karena kekurangan dan ketidakmampuan, untuk kasus penyakit anak sehari-hari, orang-orang desa itu malah relatif ‘terlindungi’ dari paparan obat- obatan yang tak perlu.

 Sementara kita yang tinggal di kota besar, yang cukup berduit, sudah melek sekolah, internet dan pengetahuan, malah kebanyakan selalu dokter-minded dan gampang dijadikan sasaran oleh perusahaan obat dan media. Batuk pilek sedikit ke dokter, demam sedikit ke dokter, mencret sedikit ke dokter. Kalau pergi ke dokter lalu tak diberi obat, biasanya kita malah ngomel-ngomel, ‘memaksa’ agar si dokter memberikan obat. Iklan-iklan obat pun bertebaran di media, bahkan tak jarang dokter-dokter ‘menjual’ obat tertentu melalui media. Padahal mestinya dokter dilarang mengiklankan suatu produk obat.

 Dan bagaimana pula dengan teman-teman sejawatku dan dosen-dosenku yang kerap memberikan antibiotik dan obat-obatan yang tidak perlu pada pasien batuk, pilek, demam, mencret? Malah aku sendiri dulu pun melakukannya karena nyontek senior. Apakah manfaatnya lebih besar dibandingkan resikonya? Tentu saja tidak. Biaya pengobatan membengkak, anak malah gampang sakit dan terpapar obat yang tak perlu. Belum lagi bahaya besar jelas mengancam seluruh umat manusia: superbug, resitensi antibiotik! Tapi mengapa semua itu terjadi?

 Duuh Tuhan, aku tahu sesungguhnya Engkau tak menyukai sesuatu yang sia-sia dan tak ada manfaatnya. Namun selama ini aku telah alpa. Sebagai orangtua, bahkan aku sendiri yang mengaku lulusan fakultas kedokteran ini, telah terlena dan tak menyadari semuanya. Aku tak akan eling kalau aku tidak menyaksikan sendiri dan tidak tinggal di negeri kompeni ini. Apalagi dengan masyarakat awam, para orangtua baru yang memiliki anak-anak kecil itu. Jadi bagaimana mengurai keruwetan ini seharusnya? Uh! Memikirkannya aku seperti terperosok ke lubang raksasa hitam. Aku tak tahu, sungguh! Tapi yang pasti kini aku sadar…telah terjadi kesalahan paradigma pada kebanyakan kita di Indonesia dalam menghadapi anak sakit.

 Disini aku sering pulang dari dokter tanpa membawa obat. Aku ke dokter biasanya ‘hanya’ untuk konsultasi, memastikan diagnosa penyakit anakku dan penanganan terbaiknya, serta meyakinkan diriku bahwa anakku baik-baik saja. Tapi di Indonesia, bukankah paradigma yang masih kerap dipegang adalah ke dokter = dapat obat? Sehingga tak jarang dokter malah tidak bisa bertindak rasional karena tuntutan pasien.

 Aku juga sadar system kesehatan di Indonesia memang masih ruwet. Kebijakan obat nasional belum berpihak pada rakyat. Perusahaan obat bebas beraksi‘ tanpa ada peraturan dan hukum yang tegas dari pemerintah. Dokter pun bebas meresepkan obat apa saja tanpa ngeri mendapat sangsi. Intinya, system kesehatan yang ada di Indonesia saat ini membuat dokter menjadi sulit untuk bersikap rasional. Lalu dimana ujung pangkal salahnya? Ah rasanya percuma mencari-cari ujung pangkal salahnya. Menunjuk siapa yang salah pun tak ada gunanya.

 Tapi kondisi tersebut jelas tak bisa dibiarkan. Siapa yang harus memulai perubahan? Pemerintah, dokter, petugas kesehatan, perusahaan obat, tentu semua harus berubah. Namun, dalam kondisi seperti ini, mengharapkan perubahan kebijakan pemerintah dalam waktu dekat sungguh seperti pungguk merindukan bulan. Yang pasti, sebagai pasien kita pun tak bias tinggal diam. Siapa bilang pasien tak punya kekuatan untuk merubah sistem kesehatan? Setidaknya, bila pasien ‘bergerak’, masalah kesehatan di Indonesia, utamanya kejadian pemakaian obat yang tidak rasional dan kesalahan medis tentu bisa diturunkan.

 Dikutip dari buku “Smart Patient” karya dr. Agnes Tri Harjaningrum

Tujuan saya share artikel ini adalah, selain sebagai artikel yg informatif, juga semoga menginspirasi kepada kedua orang tua dari anak-anak yang sedikit-sedikit kena gangguan kesehatan. Artikel diatas sangat mirip dengan apa yg saya lakukan terhadap anak-anak saya. Ketika anak-anak saya sakit, saya hanya memberikan minuman air yang banyak dan sesekali apabila keluhannya disebabkan oleh faktor panas yang menyerang ke dalam tubuhnya, saya memberikan minuman Teh dengan campuran gula batu, dengan minuman yg manis tersebut, merangsang anak-anak untuk minum lebih banyak dari biasanya…. tapi inget gula batu yah, bukan gula pasir loh. Karna 2 gula tersebut mempunyai 2 karakter yang berbeda, yang satu bersifat panas, yang satu bersifat menyejukkan. Selain dengan minuman tersebut, saya slalu menambahkan terapi akupunktur juga seh pada saat mereka tertidur, saya beraksi dengan jarum-jarum saya untuk menusukkannya ke bagian anggota tubuh si anak hehehe…..Kalo tidak mengerti jangan coba-coba yah, kecuali anda ketemu dengan saya, nanti saya training untuk akupunktur anak hehehe…

Jadi plisss batasi untuk penggunaan antibiotik terhadap anak-anak, kasihan mereka, secara tidak langsung kita sebagai orang tua, menyehatkan kondisi yg terlihat tetapi menyiksa organ lambung si anak. Dalam pengobatan TCM, organ Lambung sangat berperan penting dalam menerima-mengolah-mencerna dari setiap makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh kita, dimana tahap selanjutnya akan terjadi pembentukan Qi (energi vital).

Salam Sehat, Sinshe Hendra Chen.

Older Entries